Beauty

Ads

Analisis Problematika Guru Mata Pelajaran Biologi MA Nurul Huda Beringin


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Persoalan tentang bagaimana mengembangkan suatu kurikulum, bukanlah hal yang tidak mudah dan tidak sederhana yang kita bayangkan. Dalam pengembangan kurikulum ada komponen-komponen kurikulum yang harus diperhatikan antara lain komponen tujuan, komponen isi, komponen metode dan komponen evaluasi (Harahap, 2014).
Mulyasa (2013: 1) mengungkapkan dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali dipolitisir untuk kepentingan kekuasaan. Sekolah sebagai pelaksanaan pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena imbasnya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum. Disamping itu, orang tua, dan masyarakat pada umumnya, dunia usaha dan industri, serta para birokrat, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak dari perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian halnya dengan pengembangan dan penataan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006) menjadi K-13 akan memberikan dampak kepada berbagai pihak.
Salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas dari sebuah pendidikan adalah kurikulum. Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya (Nasution, 1999: 251).
Harahap (2014: 1) mengungkapkan kurikulum 2013 dinilai mulai diragukan efektivitasnya. Ada beberapa hal penting yang patut diperhatikan, pertama adalah guru tidak siap mengajarkan kurikulum ini dan yang kedua adalah infrastruktur belum tersedia sepenuhnya. Hal ini yang berpotensi akan mempengaruhi penerapan kurikulum ini adalah pergantian rezim di kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) pasca pemelihan presiden (Pilpres) 2014.
Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan, kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, dan ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan keterampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (Organisasi Horizontal) dan berkelanjutan (Organisasi Vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
Putri (2013: 65) mengungkapkan tujuan pengembangan K-13 seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan K-13 kita akan menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kopetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang akan di pelajarinya secara konstektual. K-13 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman atas apa yang di pelajari.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:
a.    Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang dialami oleh guru Biologi di MA Nurul Huda antara lain ketidaksiapan guru dalam menerapkan Kurtilas dan infrastruktur belum tersedia sepenuhnya.
b.    Pembatasan Masalah
Agar penelitian terarah dan tepat sasaran, maka perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1)    Penelitian ini ditekankan pada problematika Guru Biologi dalam pelaksanaan Kurtilas.
2)    Penelitian ini dilakukan kepada Guru Biologi Kelas X di MA Nurul Huda Beringin.
c.    Pertanyaan Penelitian
1)    Bagaimana kesulitan yang dialami Guru Biologi Kelas X di MA Nurul Huda Beringin?
2)    Bagaimana persiapan Guru Biologi Kelas X di MA Nurul Huda Beringin dalam pelaksanaan Kurtilas?
3)    Apa saja pengaruh yang dirasakan Guru Biologi Kelas X dalam pelaksanaan Kurtilas di MA Nurul Huda?
C.   Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui berbagai kesulitan yang dialami Guru Biologi Kelas X di MA Nurul Huda       Beringin pada saat menerapkan Kurtilas?
b.   Mengetahui persiapan apa saja yang Guru Biologi Kelas X lakukan dalam pelaksanaan Kurtilas di MA Nurul Huda.
c.    Mengetahui pengaruh-pengaruh yang dirasakan Guru Biologi Kelas  X dalam pelaksanaan Kurtilas di MA Nurul Huda.


D.   Manfaat Penelitian
a.    Bagi Siswa
Siswa mendapatkan Kurikulum sesuai yang berlaku saat ini dengan penyampaian yang tepat dari Gurunya.
b.    Bagi Guru
Guru memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai Kurikulum 2013 agar penerapannya lebih terarah dan lebih baik.
c.    Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperkaya wawasan mengenai Kurtilas.



BAB II
KAJIAN TEORI

A.   Teori yang relevan
1.    Problematika
a.    Pengertian problematika
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan masalah; permasalahan; situasi yang dapat didefinisikan sebagai suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan (Sutan Rajasa, 2002: 499).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), problematika mempunyai arti: masih menimbulkan masalah, hal yang masih belum dapat dipecahkan permasalahan. Sedangkan Syukir (1983: 65), menyatakan bahwa problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat diselesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu. Uraian pendapat tentang problematika adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari individu (faktor internal) maupun dalam upaya pemberdayaan SDM atau guru dalam dunia pendidikan.
b.    Problematika guru
Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu problem yang berasal dari diri guru yang bersangkutan dan problem yang berasal dari dalam diri guru lazim disebut problem internal, sedangkan yang berasal dari luar disebut problem eksternal.
1)    Problem internal
Menurut Nana Sudjana (1998: 41), bahwa problem internal yang dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada kompetensi profesional yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti penguasaan bahan/materi, bidang sikap seperti mencintai profesinya (kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogis) dan lain-lain.
a)    Menguasai bahan/materi
Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan menyiapkan bahan ajar/materi pelajaran yang merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari guru kepada anak didiknya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, rancangan dan penyiapan bahan ajar harus cermat, baik dan sistematis. Rancangan atau persiapan bahan ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar dapat terarah dan efektif. Namun hendaknya dalam merancang dan menyiapkan bahan ajar disertai pula dengan gagasan/ide dan perilaku guru yang kreatif, dengan memperhatikan segenap hal yang terkandung dalam makna belajar peserta didik (Iskandar, 2010: 54).
b)    Mencintai profesi keguruan
Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan adanya keinginan kuat untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan profesi guru di sekolah terus menarik untuk dibicarakan, didiskusikan, dan menuntut untuk dipecahkan, karena masih banyak guru yang punya anggapan bahwa mengajar hanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru merupakan faktor dominan dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan teladan dan tokoh panutan. Untuk itu guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai dalam mengembangkan peserta didik secara utuh. Peran guru adalah perilaku yang diharapkan (expected behavior) oleh masyarakat dari seseorang karena status yang disandangnya. Status yang tinggi membuat seorang guru mengharuskan tampilnya perilaku yang terhormat dari penyandangnya. Menurut Tilaar (2002: 296), dewasa ini masyarakat tetap mengharapkan perilaku yang paling baik dan terhormat dari seorang guru.
c)    Keterampilan mengajar
Guru harus memiliki beberapa komponen keterampilan mengajar agar proses pembelajaran dapat tercapai, di antaranya yaitu 10 kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Adapun 10 kompetensi guru tersebut menurut Depdikbud (dalam Mulyasa, 2006: 4-5), meliputi: 1) menguasai bahan, 2) mengelola program belajar mengajar, 3) mengelola kelas, 4) penggunaan media atau sumber, 5) mengelola interaksi belajar mengajar, 6) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, 7) mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan (BP), 8) mengenal menyelenggarakan administrasi sekolah 9) memahami prinsip-prinsip 10) menafsirkan hasil penelitian pendidikan guru untuk keperluan pengajaran.
d)    Menilai hasil belajar siswa
Evaluasi diadakan bukan hanya ingin mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa saja, melainkan ingin mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa atau peserta didik yang telah dicapai. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 20) evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana kerberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.
2)    Problem eksternal
Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu sendiri. Menurut Nana Sudjana (1998: 42-43) mengemukakan bahwa kualitas pengajaran juga ditentukan oleh karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.
a)    Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.
b)    Karakteristik sekolah yang dimaksud misalnya disiplin sekolah, perpustakaan yang ada di sekolah memberikan perasaan yang nyaman, bersih, rapi dan teratur.
Dalam konteks pertimbangan faktor eksternal, terutama yang menyangkut lingkungan kerja, ada beberapa hal yang mempengaruhi semangat kerja, yaitu:
(1)  Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan.
(2)  Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim.
(3)  Pemahaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja.
(4)  Sikap jujur dan dapat di percaya dari kalangan pemimpin terwujud dalam kenyataan.
(5)  Penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi (Need for Achievement).
(6)  Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat olah raga, masjid dan rekreasi.
2.    Pengertian Guru
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Sebagai sebuah profesi, guru bekerja berdasarkan payung hukum (Westly Gibson dalam Mulyasa, 2007: 8).
Sedangkan menurut Huda (2001: 10), menjelaskan bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Selain pengertian di atas, Imran (2011: 23) juga menambahkan bahwa guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Hal di atas lebih ditegaskan lagi bahwa satu bidang pekerjaan tertentu bisa dikatakan memiliki ciri keprofesionalan, apabila dilaksanakan tidak secara amatiran.
Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 juli 2013, dan kurikulum ini sudah dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu saja. 1 Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadi perubahan kurikulum pendidikan suatu tuntutan yang mau tidak mau harus tetap dilakukan tinggal penetapan tentang waktu saja.
Landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013 adalah Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 tentang buku teks pelajaran dan buku panduan guru. Setiap guru harus memahami baik buku siswa maupun buku guru dan mampu menggunakannya dalam pembelajaran.
Selain itu, Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah juga menjadi landasan yuridis dan empiris kurikulum 2013. Implementasi kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru mampu menyusun RPP serta melaksanaan dan memahami konsep peniaian autentik serta melaksanakannya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.   Objek penelitian
Adapun objek dan informan dalam penelitian ini adalah guru Biologi dan Wakasek kurikulum. Hal ini dipilih dengan pertimbangan bahwa mereka semua terlibat langsung dalam problematika guru Biologi dan dan perkembangan kurikulum di Madrasah Aliyah Nurul Huda Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
B.   Instrument Penelitian
Adapun instrument dalam penelitian ini yaitu peneliti.
C.   Pedoman Wawancara
Metode interview adalah teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu sesuai data-data yang diperoleh. Wawancara atau interview atau kuesioner lisan akan dilakukan oleh pewawancara (interviewer) dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada terwawancara (interviewee) untuk memperoleh informasi.
Teknik wawancara dilakukan pada semua informan dan wawancara dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan keperluan dengan tujuan memperoleh data secara lengkap. Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan pedoman atau panduan wawancara, dan pertanyaan spontan yang dapat melengkapi data pada penelitian ini.









Tabel Wawancara
No.
Narasumber
Pertanyaan wawancara
Jawaban
1.
Wakasek Kurikulum
1.    Apa tujuan dibentuknya kurikulum?
Untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.
2.    Bagaimana penerapan Kurikulum 2013 di MA Nurul Huda Beringin?
Penerapan kurtilas di MA ini belum sepenuhnya diterapkan di seluruh kelas, karena yang menggunakan kurtilas hanya kelas X saja, sedangkan kelas XI dan XII belum.
3.    Apa perbedaan Kurtilas dengan KTSP?
Perbedaannya yaitu KTSP menekankan pada aspek kognitif, Kurtilas ada keseimbangan antara soft skills yang meliputi aspek afektif, psikomotor dan kognitif.
Kurtilas jumlah JP/minggu lebih banyak dan jumlah MP lebih sedikit disbanding KTSP, sedangkan KTSP jumlah JP lebih sedikit dan jumlah MP lebih banyak. Dan masih banyak lagi perbedaan lainnya.
4.    Mengapa Kurikulum dilakukan perubahan?
Perubahan dan perkembang-an zaman yang terus-menerus ini tentunya juga menjadi tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi lebih baik lagi, termasuk penyempurna-an kurikulum sebagai alat yang sangat penting untuk keberhasilan pendidikan di Indonesia.
5.    Apakah perubahan Kurikulum akan membawa hasil yang lebih baik?
Setiap perubahan pasti menginginkan kearah yang lebih baik, dengan perubahan kurikulum ini telah membuat sebagian siswa menjadi lebih baik, meskipun banyak keluhan dari siswa karena adanya penambahan jam pelajaran.
6.    Apa kekurangan dan kelebihan dari Kurtilas?
Pada kurtilas siswa lebih ditekankan untuk berpikir lebih kreatif, inovatif, cepat tanggap dan juga melatih keberanian seorang siswa. Pada kurtilas ini seorang siswa akan dilatih logikanya, dan diberikan unsur keagamaan, unsur kehidupan untuk membentuk karakter siswa.
Kekurangannya banyak materi yang didiskusikan tetapi tidak ada bahan ajarnya, sehingga harus memiliki buku penunjang yang dimiliki oleh individual siswa, anak kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di buku Kurtilas, jika tidak memiliki buku penunjang.
2.
Guru Biologi
1.    Bagaimana kesiapan guru menghadapi Kurtilas?
Sebetulnya belum ada kesiapan. Dalam hal ini, kesiapan guru dalam mengimplementasikan kuri-kulum akan menjadi faktor penentu implementasi kurikulum baru.
Kurikulum baru menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berbasis tematik integrative. Selain itu, dalam kompetisi pedagogic, guru dituntut untuk memahami karakteristik peserta didik, sehingga guru dapat menerapkan pendidikan karakter. Kurtilas menggunakan pendekatan Saintific Learning Approach tidak hanya kegiatan komunikasi reciprocal, tetapi guru dituntut memiliki kesiapan (kemampuan dan kemauan) memanfaatkan media pelajaran.
2.    Efisienkah sistem pembelajaran di Kurtilas?
Tidak efisien, karena tidak mendetail atau tidak menjurus ke satu Mata Pelajaran, malah membuat berkurang ilmu pengetahuan siswa, dan juga pelajarannya lebih tinggi tidak sesuai kemampuan anak.
3.    Apakah siswa dapat lebih mudah menyerap materi dalam Kurtilas?
Hanya beberapa anak yang mampu menerima dengan baik, namun sebagian besar siswa merasa kesulitan karena adanya Kurtilas ini.
4.    Bagaimana pengaruh Kurtilas terhadap psikologi anak?
Tidak begitu berpengaruh, hanya saja mereka jadi lebih ditekankan lagi dalam belajar dan lebih dituntut untuk berpikir kritis.
5.    Apakah Kurikulum ini sejalan dengan misi dan tujuan sekolah MA Nurul Huda?
Tidak, begitu sejalan. Karena anak menjadi kekurangan ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh beberapa mata pelajaran yang dikurangi.



6.    Apakah banyak keluhan dari siswa mengenai Kurtilas yang telah diterapkan?
Tidak begitu banyak, karena kembali kepada gurunya bisa membuat siswa paham atau tidak. Hanya saja siswa sibuk mencari buku penunjang. Karena dari Kurtilas tidak tersedia jawaban yang sesuai.
7.    Apakah ada pelatihan tentang Kurikulum 2013 untuk Guru Biologi di MA Nurul Huda?
Ada, namun belum menyeluruh. Artinya belum tentu semua guru sudah mendapatkan pelatihan.


8.    Jika benar akan diadakan perombakan sistem pendidikan khususnya pada Kurtilas, apakah Anda setuju dengan keputusan tersebut?
Setuju, karena isi atau pokok bahasan pertemanya tidak tepat, Kurtilas lebih ringan, tidak hebat, tidak membuat banyak siswa menjadi paham, dan aspek afektif yang ditekankan pada tujuan kurtilas ini tidak mempengaruhi sikap para peserta didik.








DAFTAR PUSTAKA

Harahap. 2014. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP.
Imran. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.
Iskandar, Agung. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni.
Mulyasa. 2013. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhaimin, 2002.
Nana Sudjana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru.
Putri. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Guru Mata Pelajaran IPA di SMP 2  Banyudhono. Jurnal Pendidikan: Vol. X, No. 2, halaman: 65.
Sutan, Rajasa. 2002. Desain Belajar Kreatif Berbasis Sains. Jakarta: Diva.
Syaiful, B.D. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tilaar. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Share on Google Plus

About Rizal18

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar